Bengkulu Targetkan Nol Persen Kemiskinan Ekstrem di 2024

Bengkulu,Beritarafflesia.Com-Wakil Gubernur (Wagub) Bengkulu Rosjonsyah mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Bengkulu terus melaksanakan strategi dan kebijakan penanggulangan kemiskinan, khususnya percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem dengan target nol persen.

Hal ini disampaikan Wagub Rosjonsyah saat rapat Forum Konsolidasi Nasional (FORKONAS) Upaya Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim (PPKE) 2024 di Ruang VIP Pola Bengkulu, 26/02/2024.

Optimalisasi Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim (PPKE) ini, jelas Wagub Rosjonsyah, merupakan upaya untuk memperkuat sinergitas dan kolaborasi antara pusat dan daerah dalam mendukung percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim menuju nol persen di tahun 2024.

Baca Juga  Gubernur Rohidin Paparkan Pelibatan Perempuan dalam Menjaga Hutan untuk Ketahanan Lokal

“Upaya kita (Pemerintah Provinsi Bengkulu) dalam percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem ini dan langkah koordinasi di Provinsi Bengkulu utamanya di kabupaten/kota. Agar program dan kebijakan antara pusat dan daerah yang dilakukan bisa menyasar dan tepat sasaran sehingga target nol persen kemiskinan ekstrem di tahun 2024 dapat tercapai,” ujar Rosjonsyah.

Baca Juga  Dempo Xler Soroti Perlunya Perencanaan dan Penanganan lebih Efektif Terkait Sistem Pengendalian Banjir 

Pemerintah provinsi Bengkulu, tambahnya, memiliki satu mekanisme tata kelola data yang baik sebagai indikatornya. Hal ini merupakan bentuk keterpaduan dan sinergisitas. Dalam hal ini perlunya kesamaan langkah bersama dalam menuntaskan kemiskinan ekstrim.

“Inovasi-inovasi daerah untuk memastikan kevalidan data itu luar biasa. Kita melaksanakan konvergensi program yaitu penurunan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan dan meminimalkan kantong kemiskinan,” kata Rosjonsyah.

Baca Juga  Patut Bangga, Pemprov Bengkulu Raih 2 Kali PPD Bappenas 2021

“Dan kita berupaya mempercepat pengentasan kemiskinan yang menjadi tantangan dari presiden, utamanya kemiskinan ekstrem. Dimensi kemiskinan yang banyak menunjukkan penanganan tidak bisa ditangani satu lembaga tapi harus ada sinergi pusat dan daerah,” tutup Wagub Rosjonsyah.(BR1)adv

Share

Tinggalkan Balasan