Gubernur Helmi Pastikan Penanganan Pendangkalan Alur Pulau Baai Jadi Prioritas Serius Pemerintah Provinsi

Bengkulu, Beritarafflesia.com.- Gubernur Bengkulu Helmi Hasan memastikan penanganan pendangkalan Alur Pelabuhan Pulau Baai terus menjadi prioritas serius Pemerintah Provinsi.

Pendangkalan ini sempat menyebabkan keterisolasian Pulau Enggano dan krisis pangan bagi ribuan warga.

Langkah cepat pun telah diambil. Kapal kini sudah bisa kembali berlayar membawa cadangan pangan ke Enggano. Namun, Helmi menegaskan solusi jangka panjang juga tengah dirancang agar persoalan ini tak terus berulang.

“Untuk jangka panjang, kita bahas bersama Pelindo pusat. Anggaplah alur ini sudah kita tangani, tahap duanya adalah revitalisasi,” ujar Helmi, Rabu (16/4/2025).

Baca Juga  Sinergi Kuat Pemprov dan Pemkot, Helmi Hasan Musrenbang Kota Bengkulu 2025–2029

Menurut Helmi, Pelabuhan Pulau Baai memiliki potensi besar sebagai pusat ekonomi karena fasilitasnya yang lengkap, mulai dari curah basah, curah kering, hingga kontainer.

Ia menyebut, Pelindo pusat bahkan siap menggelontorkan investasi sebesar Rp 1 triliun untuk proses revitalisasi yang diproyeksikan rampung dalam tiga tahun.

Namun, Helmi menyoroti satu persoalan mendasar, jika revitalisasi selesai tapi tidak disertai dengan solusi permanen, pendangkalan bisa terjadi kembali.

“Kalau pola penanganannya seperti sekarang, nunggu parah dulu baru gerak, itu bahaya. Maka, saya usulkan program lama yang dulu pernah ada, ekspor pasir penyebab pendangkalan,” jelas Helmi.

Baca Juga  Gubernur Helmi Pastikan Rabu Depan Transfer Anggaran Ratusan Miliar untuk Pembangunan Jalan dan BPJS Gratis

Pasir yang menumpuk dan menyumbat alur pelabuhan, kata Helmi, bisa menjadi komoditas ekspor.

“Banyak negara yang butuh pasir laut seperti kita. Mereka siap bayar. Kalau ini jalan, kita tak perlu keluar uang besar untuk pengerukan rutin,” tambahnya.

Rencana ini mendapat sinyal positif, dan Pemprov Bengkulu akan segera membentuk tim untuk mengurus perizinan bersama pemerintah pusat.

“Ini solusi permanen dari kami. Jadi tidak hanya reaktif, tapi preventif dan produktif,” tutup Helmi.

Baca Juga  Komitmen 104 Perusahaan di Bengkulu: Salurkan CSR untuk Bantu Rakyat

Enggano Terisolir, Warga Menjerit

Sebelumnya, keterisolasian Pulau Enggano akibat pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai berdampak sangat serius. Selama lebih dari dua pekan, tidak ada kapal yang masuk. Bahan pangan menipis, BBM kosong, hasil panen tak terjual, bahkan akses pendidikan terganggu.

Harga kebutuhan pokok melambung. Bawang tembus Rp70 ribu/kg, minyak goreng Rp26 ribu/liter, dan telur sulit ditemukan.

Perempuan adat seperti Windi Aprilia mengaku kesulitan menyambung hidup.

Tak hanya itu, mahasiswa dan guru juga terjebak di Kota Bengkulu. Termasuk mahasiswa yang seharusnya masuk kuliah tanggal 8 April, tapi kapal tak ada.

(BR)

sumber : repoeblik.com

Share