Toleransi sebagai Pilar Persatuan: Pelajaran Maulid Nabi SAW 1446 H untuk Kehidupan Berbangsa

Toleransi sebagai Pilar Persatuan: Pelajaran Maulid Nabi SAW 1446 H untuk Kehidupan Berbangsa

Bengkulu,Beritarafflesia.com-Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H jadi momen penting untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah. Ini adalah saat yang tepat bagi umat Islam untuk menerapkan nilai-nilai luhur-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Peringatan ini juga jadi pengingat akan pentingnya menyempurnakan akhlak sebagai fondasi kehidupan yang lebih baik.

Asisten I Setda Bengkulu Bidang Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat, Khairil Anwar, menekankan bahwa dalam kehidupan berbangsa, kita perlu meneladani akhlak Rasulullah, terutama dalam konsep Bhinneka Tunggal Ika. Sifat tasamuh, atau toleransi, adalah kunci utama untuk menghargai perbedaan dan menjaga keharmonisan di tengah keberagaman yang ada.

Baca Juga  Tingkatkan Karakter Berbasis Islami, Bapemperda DPRD Provinsi Bengkulu Kunjungi Pondok Pesantren MU Al- Islamy Bandung
Toleransi sebagai Pilar Persatuan: Pelajaran Maulid Nabi SAW 1446 H untuk Kehidupan Berbangsa

“Toleransi dalam menghadapi keberagaman masyarakat adalah kunci untuk memperkuat persatuan dan kesatuan. Hal ini sangat penting untuk mencegah perpecahan, khususnya di Bengkulu,” ujar Khairil saat memberikan kata sambutan pada acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H/2024 M Pemerintah Provinsi Bengkulu di Masjid Raya Baitul Izzah Bengkulu, Minggu (15/9/2024).

Toleransi sebagai Pilar Persatuan: Pelajaran Maulid Nabi SAW 1446 H untuk Kehidupan Berbangsa

Khairil juga berpesan agar setiap individu mampu menghargai perbedaan suku, agama, ras, budaya, dan golongan. Dengan sikap ini, masyarakat akan menjadi lebih kokoh dan tidak mudah dipecah belah oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Baca Juga  Gubernur Rohidin Tegaskan Vaksin Jangan Ditahan dan Disimpan, Segera Lakukan Vaksinasi Massal

“Keanekaragaman yang kita miliki adalah kekayaan dan keindahan. Perbedaan itu sendiri adalah rahmat, kekuatan, dan karunia yang harus kita wujudkan melalui sikap saling menghormati,” tambahnya.Ahmad Yunizar menegaskan pentingnya sinergi antara ulama dan umara (pemerintah) sebagai jembatan menuju masyarakat yang madani. Jika kedua pihak ini tidak berperan sesuai nilai-nilai kebaikan, masyarakat mudah terombang-ambing oleh isu-isu yang memecah belah. Karena itu, keduanya harus saling mendukung, dengan ulama membawa kekuatan spiritual dan umara mengelola kekuatan pemerintahan.

Baca Juga  Polresta Kota Bengkulu Berhasil Ringkus Pelaku Penggelapan Mobil

“Perubahan sosial yang cepat akibat era disrupsi informasi menuntut kekompakan antara ulama dan umara untuk menjaga stabilitas masyarakat. Sinergi ini akan memperkuat nilai-nilai toleransi dan kemanusiaan di atas segala perbedaan,” ungkap Yunizar dalam ceramah singkatnya pada peringatan Maulid Nabi SAW 1446 H.

“Ulama dan umara adalah dua elemen penting dalam perkembangan peradaban manusia. Mereka perlu bekerja sama dalam menyebarkan kebaikan, kedamaian, kesejahteraan, dan ketenteraman bagi seluruh masyarakat,” tutup Yunizar dengan penuh keyakinan.

Share