Pemprov Bengkulu Bersama Penulis Universitas Pakuan Menyusun Buku Perjuangan Fatmawati

Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama Tim penulis dari Universitas Pakuan Dr. Andi M. Asrun, S.H. M.H saat hadiri FGD Literasi Sejarah Perjuangan Fatmawati-Soekarno

Bengkulu, (Beritarafflesia.com) – Jum’at (2/7) Siapa tak kenal Fatmawati, istri Presiden Soekarno, Ibu Negara pertama Republik Indonesia dan penjahit Bendera Sangsaka Merah Putih.

Namun tak banyak yang tau kalau Ibu dari Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri ini berasal dari Bengkulu.

Untuk itu Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama penulis dari Universitas Pakuan Dr. Andi M. Asrun, S.H. M.H menyusun sebuah buku yang mengangkat sejarah tentang pahlawan nasional dari Bengkulu “Fatmawati”.

“Kita berharap buku ini dapat segera terbit, sehingga semua orang baik tingkat daerah, nasional hingga internasional mengetahui sejarah bahwa Fatmawati adalah Pahlawan Nasional yang berasal dari Bengkulu”, Tutur Sekda Hamka Sabri Usai membuka FGD penyusunan buku Fatmawati di Balai Raya Semarak.

Baca Juga  Dinas Damkar Kota Bengkulu Mencatat Telah Terjadi Kebakaran Lahan Sebanyak 118 Kali, Pemkot Menghimbau Tegas Masyarakat Cegah Karhutla

Dikatakan Hamka Buku ini juga akan menjadi literatur sejarah peran penting Fatmawati dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Penulis Buku Fatmawati Dr. Andi M. Asrun S.H. M.H mengatakan sejarah Fatmawati menjahit Bendera Merah Putih bernuansa sangat heroik. Dimana dalam kondisi hamil tua dirinya tetap mengambil peran sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia.

Dikatakannya, diseluruh perjuangan kemerdekaan itu puncaknya adalah Proklamasi, dan prolakmasi diiringi dengan pengibaran bendera.

Baca Juga  Air Minum Produksi AMDK Hidayah Water, Kebanggaan Masyarakat, Resmi di Lounchingkan Wali Kota Helmi

“Sejarah bendera ini bukan hanya sejarah bendera fisik, lembaran kain putih disambung kain merah, tapi ini menyangkut jiwa bangsa, menyangkut identitas bangsa. Sejarah ibu fatmawati menjahit bendera ini adalah puncak dari sejarah perjuangan orang Bengkulu untuk kemerdekaan Indonesia”. Tegas Andi

Lanjut Andi, Sejarah perjalanan Bendera Merah Putih pun tak kalah heroik dan penuh perasaan emosional. Tatkala agresi militer Belanda ke II, bendera yang dijahit ibu Fatmawati ini harus dipisahkan bagian putih dan merahnya untuk diselamatkan dari tangan penjajah Belanda. Atas perintah Bunga Karno bendera ini kemudian dijahit kembali ketika ibukota kembali ke Jakarta dan situasi sudah aman.

“Sekali lagi sejarah menjahit bendera merah putih oleh ibu Fatmawati bukan sekedar sejarah pribadi dia, bukan hanya sekedar sejarah dari Bengkulu, tapi ini adalah sejarah nasional. Jadi puncak perjuangan rakyat Bengkulu untuk kemerdekaan Indonesia diberikan melalui ibu Fatmawati dengan menjahit Bendera Merah Putih”, tuturnya

Baca Juga  Pemkot Bersama PT Taspen Berikan Jaminan Dan Perlindungan Kepada Pegawai Non ASN Se-Kota Bengkulu

Menurut Andi, Fatmawati juga sosok wanita yang mempunyai karakter pribadi yang kuat dan pengetahuan yang luas, atas dasar bimbingan orang tuanya tokoh pergerakan Muhammadiyah di Bengkulu dan hasil bertukar pikiran bertahun-tahun dengan Bunga Karno. Hal itu ditunjukkannya saat mendampingi Presiden Soekarno pada masa awal kemerdekaan. Semua hal tersebut akan terangkum dalam buku yang sedang ditulisnya. (BR)

Share

Tinggalkan Balasan