BKKBN Provinsi Bengkulu Gelar Rapat Koordinasi Program Bangga Kencana

Bengkulu, Beritarafflesia. Com – Pelaksanaan program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) terbukti menjadi solusi efektif dalam mengatasi stunting.

Program ini bertujuan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas serta lingkungan yang sehat di Indonesia, sejalan dengan kebijakan nasional dalam menurunkan angka stunting di tanah air.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Zamhari dalam rapat koordinasi dan sinkronisasi program Bangga Kencana 2024 serta rencana 2025 yang berlangsung di Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Provinsi Bengkulu pada Senin, (21/10/2024),  menjelaskan bahwa program ini melibatkan berbagai unsur dalam intervensi sensitif maupun spesifik.

Baca Juga  Helmi Tegaskan Mengelola Sistem Birokrasi di Bengkulu Tidak Boleh Berdasarkan Dendam

“Program Bangga Kencana memulai dengan pengaturan jarak kehamilan yang sehat dan ideal, serta pengasuhan dan pembinaan kepada kelompok remaja, ibu hamil, baduta, balita, ibu menyusui, lansia, dan pemberdayaan ekonomi keluarga. Melalui kolaborasi multi unsur, program ini menjadi cara jitu untuk mengatasi stunting,” ujar Zamhari.

Rapat tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, di antaranya perwakilan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Hisbah Varina, Kepala Dinas DP3APPKB Provinsi Bengkulu Eri Yulian Hidayat, serta para Kepala Dinas Organisasi Perangkat Daerah (OPD KB) kabupaten dan kota se-Provinsi Bengkulu.

Baca Juga  Dukung Program Presiden Bentuk Koperasi Merah Putih,, Gubernur Helmi Temui Menkop RI

Zamhari menambahkan bahwa capaian program Bangga Kencana sangat bergantung pada dukungan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di daerah.

“Di Provinsi Bengkulu, terdapat 356 tempat pelayanan KB, yang terdiri dari 203 fasyankes pemerintah, 9 jaringan pemerintah, 47 fasyankes swasta, 6 PMB setara fasyankes, dan 92 PMB lainnya,” paparnya.

Pada September 2024, jumlah peserta KB baru tercatat sebanyak 2.120 akseptor, yang mencapai 6,39 persen dari target tahunan sebesar 33.163 akseptor.

Kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah IUD (11,68 persen), medis operatif wanita (MOW) 17,02 persen, kondom 13,47 persen, implant 15,24 persen, dan pil 8,15 persen. Kabupaten Bengkulu Utara mencatat capaian tertinggi, sementara Kota Bengkulu memiliki capaian terendah sebesar 2,59 persen.

Baca Juga  Gubernur Bengkulu Ajak Willy Salim dan Vilmei Promosikan Bengkulu Bumi Merah Putih

Untuk mempercepat penurunan angka stunting, Zamhari menegaskan perlunya peningkatan maksimal dalam pelaksanaan program Bangga Kencana ke depan, dengan aksi konvergensi bersama semua unsur teknis.

“Program ini menjadi bagian dari upaya besar pemerintah dalam menurunkan angka stunting, dengan fokus pada pengaturan jarak kelahiran, pengasuhan yang tepat, dan pembinaan ekonomi keluarga,” tutupnya.

(Aidilia)

Share