Mukomuko,Beritarafflesia.com – Persoalan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Mukomuko sempat jadi perbincangan hangat. Ini bermula ada kekecewaan dari pihak MAN 1 Mukomuko (beralamat di Ipuh) mempertanyakan salah seorang siswanya yang sempat dinyatakan lulus seleksi, tapi tidak mendapat undangan pengukuran baju. Rabu (9/6/2021)
“Nama anak kami yang sudah dinyatakan lulus tapi kemudian tidak dapat undangan mengukur baju itu, Virgiawan Do Aryadipa , kelas X,” ujar Kepsek.
Kemudian , Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Mukomuko, Apriansyah, ST., MT tidak menepis kalau siswa MAN 1 Mukomuko atas nama Virgiawan Do Aryadipa, tidak diundang untuk mengukur baju.
“Tetapi bukan berarti namanya hilang. Dia tidak dicoret. Tapi hanya menjadi cadangan. yang menjadi Cadangan memang tidak mengukur baju,” ujar Apriansyah- ketika dikonfirmasi, (9/6 /21).
Apriansyah pun menjelaskan ke awak media kronologis kenapa si anak tersebut sampai menjadi cadangan. Diceritakannya. Hasil seleksi Paskibraka di Kabupaten Mukomuko meluluskan 42 orang siswa sebagai Paskibraka. 6 orang diantaranya (lulusan terbaik) dikirim ke Bengkulu untuk mengikuti seleksi Paskibraka Provinsi Bengkulu. Sisanya 36 orang menunggu hasil seleksi tingkat provinsi.
Harapan kami pihak Disparpora, ke enam peserta dari Mukomuko yang mengikuti seleksi Paskibraka Provinsi Bengkulu ini, bisa lulus semua. Sebab, jika ada yang tidak lulus, otomatis yang bersangkutan kembali ke barisan Paskibraka Mukomuko. Risikonya, harus ada diantara 36 orang yang menunggu di Mukomuko yang menjadi cadangan.
“Dan ini sudah kami jelaskan kepada peserta seleksi Paskibraka, pada saat seleksi dilaksanakan waktu itu. Makanya kami juga meminta kepada 36 orang yang menunggu di Mukomuko itu untuk mensupport, mendoakan teman-temannya yang seleksi ke Bengkulu agar bisa lulus semua. Karena kalau ada yang tidak lulus, harus ada yang menjadi cadangan,” kata Apriansyah.
Alhasil, 1 orang peserta dari Mukomuko yang mengikuti seleksi Paskibraka Provinsi Bengkulu tidak lulus. Artinya, harus ada 1 orang dari 36 Paskibraka yang menunggu di Mukomuko harus menjadi cadangan selanjutnya.
“Saya sulit menjelaskan bagaimana upaya kami agar ke enam peserta dari Mukomuko ini bisa lulus semua. 6 hari kami dampingi, kami kawal. Entah mengapa 1 anak dari kita waktu mau seleksi Jasmani, tensinya naik 140. Kami berupaya menurunkan tensinya dengan ramuan (jus timun), obat, tapi gak juga turun. Kami juga sempat memohon kepada panitia seleksi agar anak ini bisa ikut dulu seleksi Jasmani, tapi tetap tidak bisa kalau tensi tinggi. Bahkan sampai-sampai saya minta agar anak itu tes tensinya di klinik. Sudah mau kami bawa, tetapi tidak diperbolehkan oleh panitia. kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi itu diluar kuasa kami, 1 orang dari kita tidak lulus seleksi tingkat provinsi,” ungkap Apriansyah.
Apriansyah berharap kepada masyarakat, khususnya pihak terkait supaya bisa memahami kondisi ini. Jangan sampai penyampaian kekecewaan yang berlebihan ini, justru menurunkan metal anak yang bersangkutan.
Ap juga berpesan secara khusus kepada anak yang bersangkutan (Virgiawan) agar tetap semangat meraih pretasi dan cita-cita. “Sebab ini bukan akhir segalanya. Dia juga masih kelas 1 (kelas X MAN) masih ada kesempatan untuk kedepanya. Jadikan pengalaman ini sebagai kekuatan kedepan. Dan jangan kita tanamkan kekecewaan pada si anak itu. Langkanya sudah bagus. Masih kelas 1, bisa masuk urutan 42 dari ratusan yang berminat,” harap Ap.
Karena ini semua di memastikan tidak ada kongkalingkong kepentingan pribadi pihak tertentu atas peristiwa ini. Ini terjadi murni karena kondisional. Tidak ada nama baru yang masuk dalam absensi Paskibraka Mukomuko. Semuanya nama-nama yang telah dinyatakan lulus beberapa waktu lalu. Tutup Ap. (Byg)