Bengkulu, Beritarafflesia.Com – SDIT Al-Qiswah menjadi salah satu sekolah yang dipilih untuk pelatihan mitigasi bencana, sebuah inisiatif dari Yakesma Bengkulu dan Basarnas Kota Bengkulu,
Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa mengenai langkah-langkah mitigasi bencana, terutama gempa bumi, yang sering mengancam wilayah Bengkulu.
Anju, salah satu anggota Basarnas Kota Bengkulu yang hadir sebagai narasumber, menjelaskan bahwa peran penting Basarnas dalam kegiatan ini.
āKami memberikan pengetahuan kepada anak-anak dan masyarakat agar tidak panik saat terjadi bencana.
Sosialisasi ini sangat penting karena banyak berita tidak valid di media sosial, jadi kami ingin siswa dan guru mendapatkan informasi yang benar,ā jelasnya.
Selain memberikan materi dasar mitigasi bencana yang mudah dipahami, Anju juga menekankan pentingnya saat simulasi gempa bumi bagi para siswa.
āAnak-anak yang kami libatkan langsung dalam simulasi agar mereka tahu langkah apa yang harus diambil sebelum, saat, dan sesudah bencana.
Dengan demikian, kita dapat meminimalkan risiko korban jiwa,ā tambahnya.
Faris, Marketing Komunikasi dari Yakesma Bengkulu, menambahkan bahwa program ini merupakan bagian dari inisiatif “Road to School” yang digagas oleh Yakesma.
āKami menyadari bahwa Bengkulu adalah daerah yang rawan bencana, sementara edukasi bencana untuk anak-anak masih sangat minim.
Oleh karena itu, kami memulai program ini dengan tema Sekolah Siaga Bencana,ā kata Faris.
āSekolah yang ingin berpartisipasi bisa mendaftar melalui media sosial atau WhatsApp kami.
Program ini gratis dan terbuka bagi siapa saja yang ingin mendapatkan edukasi bencana dan simulasi di sekolah mereka,ā tambahnya.
Materi yang diberikan meliputi pengenalan jenis-jenis bencana yang sering terjadi di Indonesia, apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi, dan apa yang harus dihindari.
Selain itu, siswa juga diajarkan melalui simulasi bencana, khususnya bagaimana cara evakuasi yang benar saat terjadi gempa bumi.
āKami juga memberikan pengetahuan dasar tentang organisasi seperti Basarnas, agar siswa tahu siapa yang berwenang menolong saat bencana,ā jelas Faris.
Disamping itu, Fuji Astuti, S.Pd., Kepala SDIT Al-Qiswah, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan program pertama yang diadakan di sekolah terkait mitigasi bencana.
“Kami belum pernah mengadakan kegiatan seperti ini sebelumnya.
Setelah gempa yang terjadi beberapa waktu lalu, Yakesma menawarkan kerja sama dengan Basarnas, dan kami menyambutnya dengan baik.
Program ini juga memberikan informasi yang penting, tidak hanya untuk siswa, tapi juga untuk wali murid,” ujar Fuji.
Pelatihan mitigasi bencana ini menjadi langkah awal yang penting bagi SDIT Al-Qiswah dalam mempersiapkan siswa dan guru menghadapi potensi bencana di masa mendatang.
Dengan adanya program ini, Yakesma Bengkulu, Basarnas dan berharap dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, khususnya siswa sekolah termasuk di SDIT Al-Qiswah, dalam menghadapi berbagai potensi bencana di wilayah Bengkulu. (Ayy)