Bengkulu, Beritarafflesia.com- Perbedaan keberagaman Suku Bangsa, Budaya, Agama, Ras, serta bermacam-macam golongan dan kelompok, tidak menjadi penghalang bagi bangsa ini untuk membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini dikarenakan adanya kesadaran kita untuk mengedepankan nilai Persatuan dan Kesatuan diatas segala bentuk perbedaan dalam komponen Bangsa.
Hal ini disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Provinsi Bengkulu H. Dedy Ermansyah, dalam sambutannya pada kegiatan Apel Kebangsaan Dalam Rangka Menjaga Keutuhan NKRI, bertempat di Gedung Daerah Balai Raya Semarak Bengkulu. Kamis (03/12/20).
“Seperti kita ketahui, akhir-akhir ini adanya fenomena terhadap disintegrasi bangsa yang menyimpang nilai luhur pancasila. Tentunya kita tidak menghendaki terjadinya perpecahan dikarenakan Kemerdekaan yang telah diraih oleh Bangsa Indonesia yang merupakan hasil dari semangat yang diamanahkan oleh para Pendiri Bangsa untuk terus dilestarikan,” ungkap Dedy.
Kegiatan yang bertemakan “Mari Kita Bangun Persatuan Dan Kesatuan Bangsa”, Plt Dedy mengatakan bahwa Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu mengajak seluruh unsur elemen Masyarakat dalam membuat sebuah komitmen untuk tetap menjaga keutuhan NKRI.
“Ada 6 poin dari naskah deklarasi yang kita bacakan bersama, salah satunya mendukung Pemerintah, TNI dan Polri dalam merawat kebhinekaan serta menjaga keutuhan NKRI. Ini juga dapat diaplikasikan oleh seluruh masyarakat dari hal yang kecil, seperti mendukung penegakan hukum terhadap pelanggaran protokol kesehatan covid 19,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua MUI Provinsi Bengkulu Prof. Rohimin juga memberi tanggapan terhadap munculnya paham radikalisme yang juga menjadi salah satu permasalahan yang dapat meruntuhkan keutuhan NKRI, khususnya di Provinsi Bengkulu.
“Alhamdulillah di Provinsi Bengkulu sendiri, paham radikalisme belum terbentuk, tetapi simpatisan sudah mulai muncul. Tentu sekarang kita mengambil langkah cepat bersama Pemerintah Daerah dalam membuat program untuk sosialisasi dan moderasi beragama. Kita juga melakukan pendekatan personal dan organisasi agar masyarakat sendiri dapat membentengi diri dalam paham radikalisme tersebut,” pungkas Rohimin.