Kepala Desa Penarik Kabupaten Mukomuko Dunlop sedang memberikan sambutan
Mukomuko ,Beritaraflesia.com– Telah di lakukan diskusi forum group di gedung serbaguna desa penarik kecamatan penarik kabupaten Mukomuko, dengan tema disfasilitasi anak putus sekolah, pada selasa (25 /10/2021)
Putus sekolah seorang anak pada jenjang pendidikannya merupakan masalah yang sedang di soroti baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah karena mereka ini adalah calon penerus bangsa yang memmiliki potensi yang besar, jika mereka di bina secara benar, maka mereka adalah Sumber Daya Manusia yang merupakan asset Negara yang tak ternilai.
Camat penarik sutrisna sedang brikan sambutan
Maka dari itu peran orang tua / wali murid di tuntut agar anakNya bisa di arahkan’, baik secara moral maupun secara akademik sehinngga mereka memiliki generasi yang berkarakter baik, namun karena suatu hal, pendidikan mereka kandas di tengah jalan. Banyak factor yang menyebabkan mereka putus sekolah, selain factor eksternal dan tidak kalah penting factor internal dari lingkup mereka. Hal ini di sampaikan oleh KADES Penariik Dunlop
“ Putusnya pendidikan seorang anak sekolah bisa di sebabkan 2 faktor, dari dalam dan dari luar. Dari dalam bisa di sebabkan hubungan keluarga yang tidak harmonis akibat perceraian, karena factor ekonomi yang berkekurangan, atau kurangnya perhatian orang tua terhadap anak didiknya yang tidak peduli, sehingga anak pun merasa tidak di pedulikan dalam sekolahnya.”Ujar Dunlop
Pemdes Penarik MM Perhatin, Anak Putus Sekolah Jadi Perhatian Pemerintah Pusat.
Dikatakannya, Sedangkan factor dari luar bisa dari pengaruh masyarakat di sekitarnya yang memang mereka tidak peduli dengan sekolah, sehingga anakpun menjadi ikut ikutan untuk tidak pergi sekolah.
“ Atau bisa juga di sebabkan karena wabah berkepanjangan, seperti COVID 19, sehingga mereka merasa bosan dengan belajar ONLINE yang notabene mereka sudah terbiasa OFFLINE. Dan bila anak – anak belajar ONLINE, mereka cenderung lebih banyak menggunakan waktu mereka untuk GAME ONLINE dari pada belajar ONLINE”, Ugkapnya.
Hal senada di sampaikan Camat Penarik Sutrisna SH dalam sambutanya pada acara tersebut. Beliau mengatakan bahwa pandemic yang berkepanjangan membuat anak sekolah di seluruh Indonesia belajar melalui internet atau belajar DARING. Namun belajar daring ini ada sisi negative, karena anak lebih banyak main game daripada belajar tak terkecuali di desa penarik kecamatan penarik. Namun pada prinsip nya anak yang putus sekolah nanti bisa dibantu dibantu oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Mukomuko
Poto Bersama: Saat diskusi forum group di gedung serbaguna desa penarik kecamatan penarik kabupaten Mukomuko,
“Jadi Bapak – ibu jangan kawatir bagi anak yang putus sekaolah nanti bisa melanjutkan pendidikannya kembali melalui kejar paket A,B atau C. hal ini sesuai dengan harapan pemerintah bahwasannya tidak ada lagi anak yang putus sekolah. Minimal mereka memiliki ijazah SMA sedrajad”, tuturnya.
Pada saat itu juga hadir dari Dinas pendidikan kabupaten Mukomuko dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa kabupaten Mukomuko, dari Dinas pendidikan di wakili oleh Yahyono sebagai pengawas sekolah dan Dinas pemberdayaan masyarakat desa Antony sebagai KASI pembangunan dan pemberdayaan sumberdaya manusia.
seusai acara Yahyono di wawancarai oleh wartawan, mengenai harapan Dinas pendidikan kabupaten Mukomuko untuk ke depan nya terhadap mereka yang putus sekolah. “ saya berharap tidak ada lagi anak yang bermasalah dalam pendidikannya di sekolah mereka harus menyelesaikan sekolah paling tidak sampai SMA”.
Dan tidak ketinggalan Antony mengungkapkan, peran dinas PMD Mukomuko pada acara Forum Diskusi Group yaitu mensinkrokan data anak yang putus sekolah dan beresiko putus sekolah pada tahun 2020 dan data sekarang tahun 2021.
“ Jadi kehadiran Dinas PMD di sini ada 2 item yang pertama merekon data yang lama yang telah di input oleh rekan rekan tahun lalu 2020 dan yang ke dua menambahkan data tambahan untuk menjadi bahan evaluasi dinas PMD agar nantinya bisa di eksekusi berapakah anak yang tidak sekolah, anak yang putus sekolah, dan anak yang beresiko putus sekolah”Pungkasnya.(Byg)