Walikota Helmi Paparkan Tradisi Belungguk di Massa Pandemi Saat Dialog Kebangsaan di Kendari

Walikota Helmi Paparkan Tradisi Belungguk di Massa Pandemi Saat Dialog Kebangsaan HPN di Kendari

Kota Bengkulu,Beritarafflesia.com – Walikota Bengkulu Helmi Hasan dengan penuh semangat dan lantang memaparkan sebuah transformasi tradisi Belungguk menuju perilaku baru di Kota Bengkulu saat pandemi Covid- 19. Tradisi unik ini ia paparkan saat menjadi narasumber di dialog kebudayaan bersama Bupati, Walikota penerima AK- PWI tahun 2022 yang berlangsung di RRI Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/2/2022).

Tradisi Belungguk tersebut artinya berkumpul (berkerumun). Namun demikian dimasa pandemi ini tradisi berkumpul tak bisa dilakukan karena berbagai kebijakan pemerintah memaksa masyarakat tidak boleh
berkerumum karena untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.

Walikota Helmi Paparkan Tradisi Belungguk di Massa Pandemi Saat Dialog Kebangsaan di Kendari

Karena hal tersebut, menurut Walikota Bengkulu Helmi Hasan harus memutar otak agar tradisi Belungguk (berkumpul) tak mati dan malah menghadirkan manfaat serta kebahagiaan untuk masyarakat dimasa pandemi.

“Di Kota Bengkulu, tradisi belungguk kita buat menjadi bermanfaat kendati masa pandemi Covid-19 bellum usai. Karena visi-misi kita menghadirkan kebahagiaan, jadi waktu masyarakat stay at home, kita berkumpul bersama Forkopimda membahas apa yang bisa dilakukan untuk warga saat itu. Disini munculah ide untuk membagikan beras dan mie instan (Rasmie) kepada seluruh masyarakat selama stay at home” ungkap Helmi.
Ia membeberkan, bantuan rasmie waktu itu ialah menggunakan APBD. Tujuannya ialah menghadirkan kebahagiaan di tengah masyarakat selama pemberlakuan stay at home.

Baca Juga  Oknum Kades BU Tertangkap Istri Sah di Dalam Hotel Bersama Bidan

Walikota Helmi Paparkan Tradisi Belungguk di Massa Pandemi Saat Dialog Kebangsaan di Kendari

“Kita menggunakan APBD untuk membelikan rasmie terenak di dunia. Semua pihak mulai dari TNI, Polri, Kejaksaan dan lainnya kita ajak bergotong royong untuk memastikan semua warga mendapatkan rasmie.
Bahkan, warga papua, jawa dan provinsi lain yang tinggal di Kota Bengkulu mendapatkan juga. Karena setiap warga yang tinggal di Kota Bengkulu wajib bahagia, apalagi waktu selama stay at home 15 hari,”
ucapnya.

Tak hanya sampai disitu, pandemi Covid-19 membuat ekonomi warga semakin semrawut, bahkan banyak warga yang dipecat di tempat kerjanya karena badai covid tak kunjung usai. Sedangkan di Kota Bengkulu, banyak warga yang mengeluh, apalagi suami yang memiliki istri sedang hamil. Mereka tak punya uang untuk
biaya persalinan nantinya. Untungnya, Walikota Helmi sangat peka akan kondisi warganya. Untuk mengatasi masalah itu, Helmi meluncurkan sebuah program yakni HD Bersalin, yang mana setiap warga yang tak mampu dan tak punya biaya bersalin bisa datang ke bidan-bidan terbaik di dunia yang telah disiapkan Pemkot Bengkulu untuk membantu persalinan mereka secara gratis.

Baca Juga  Helmi – Dedy Turut Berduka Cita Atas Meninggalnya Mantan Gubernur Bengkulu Razie Yahya

Walikota Helmi Paparkan Tradisi Belungguk di Massa Pandemi Saat Dialog Kebangsaan di Kendari

“Ya, mereka tak perlu memakai uang, kita sudah siapkan bidan-bidan terbaik, kado terbaik untuk persalinan mereka. Bahkan agar tidak terjadi keributan diantara mereka kita juga sudah sediakan nama untuk anaknya, ini pemberian langsung dari Walikota,” tutur Helmi.

Selain itu, dimasa yang sulit, Pemkot punya program unggulan yakni sedekah Rp 2 ribu. Program ini ialah menyikapi banyak warga yang membutuhkan bantuan pemerintah dengan berbagai keterbatasanmya.
Untuk itulah, hadirlah sedekah Rp 2 ribu ini untuk mengakomodir setiap keperluan warga.

Baca Juga  Wawali Hadiahkan Jaket Kesayangannya kepada LPM Kelurahan Pasar Baru

“Kita kumpul bersama dan kita buat program sedekah Rp 2 ribu setiap harinya. Memang 2 ribu ini tak bisa untuk beli bakso, sepati dan lainnya. Tetapi apabila kita sedekah 2 ribu selama sehari dan 100 ribu orang yang berpartisipasi tentu yang yerkumpul sebanyak 200 juta. Jadi, apa pu keperluan masyarakat terutama yang susah dana kita sudah tersedia” tambahnya.

Sementara di sektor pelayanan publik, Helmi memiliki treatmen sendiri dalam mengupayakan pelayanan tetap berjalan baik meski pandemi.

“Di Dukcapil kita punya program Sistem Layanan Administrasi Warga Elektronik (SLAWE), jadi masyarakat yang mau mengurus adminduk tak perlu lagi ke kantors karena bisa dari rumah dan melalui aplikasi
tersebut” jelasnya.

Yang lebih uniknya, di OPD yang berbasis pelayanan publik, Helmi memberlakukan program mitigasi langit. Hal ini untuk menyikapi musibah yang silih berganti, seperti pandemi, perubahan iklim dan lainnya.
“Mitigasi langit kita ialah tolonglah yang di bumi maka kita akan terlepas dari bahaya dan terhindar dari musibah apapun.”Pungkas Helmi

Share

Tinggalkan Balasan