Bengkulu, Beritarafflesia.com.- Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi, menanggapi serius viralnya video yang memperlihatkan ulah oknum pedagang di kawasan wisata Pantai Panjang yang meminta bayaran sewa pondok dengan harga tinggi kepada pengunjung. Dalam video yang beredar luas di media sosial tersebut, oknum pedagang bahkan diduga sempat melempar barang milik pengunjung.
Dedy Wahyudi menyayangkan kejadian tersebut kembali terulang, meskipun Pemerintah Kota Bengkulu telah berulang kali memberikan imbauan kepada para pedagang agar tidak memberatkan wisatawan yang berkunjung.
“Terjadi lagi dan lagi. Saya sudah berkali-kali menyampaikan kepada para pedagang agar tidak meminta sewa mahal kepada pengunjung dan tidak memaksa pengunjung untuk berbelanja,” tegas Dedy Wahyudi.
Menindaklanjuti kejadian itu, Wali Kota Bengkulu langsung meminta Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kota Bengkulu untuk segera memanggil dan menemui oknum pedagang yang bersangkutan. Langkah awal yang akan ditempuh adalah pemberian teguran dan surat peringatan.
“Nanti Dinas Pariwisata saya minta untuk menemui yang bersangkutan. Kalau memang tindakannya berpotensi merusak citra wisata, mohon maaf, kita tidak izinkan lagi berjualan di sana,” ujarnya.
Dedy menegaskan, apabila setelah diberikan peringatan pedagang tersebut masih mengulangi perbuatannya, Pemerintah Kota Bengkulu tidak akan memberikan izin berjualan di kawasan Pantai Panjang.
Terkait kemungkinan penggusuran pondok pedagang, Dedy menyebut hal tersebut merupakan langkah terakhir yang akan diambil oleh pemerintah.
“Itu langkah terakhir. Kita tegur dulu, kalau dia bisa berubah,” jelasnya.
Di sisi lain, sebagai solusi jangka panjang untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan, Dedy Wahyudi mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Bengkulu berencana membangun sekitar 20 gazebo di kawasan Pantai Panjang pada tahun ini.
“Kita akan siapkan gazebo-gazebo di Pantai Panjang, kurang lebih 20 unit. Gazebo ini gratis, pengunjung boleh duduk di sana. Kita buat yang layak dan bagus,” ungkapnya.
Dengan langkah tegas terhadap oknum pedagang serta penataan fasilitas wisata, Pemerintah Kota Bengkulu berharap kejadian serupa tidak kembali terulang dan citra Pantai Panjang tetap terjaga sebagai destinasi wisata yang ramah dan nyaman bagi pengunjung.
Berdasarkan data yang dihimpun, insiden yang memicu kemarahan warganet tersebut diduga dipicu oleh permintaan biaya sewa dua unit pondok yang mencapai Rp1.000.000.

Korban sempat mengunggah kejadian tersebut ke media sosial TikTok sehingga menuai beragam reaksi dari netizen.
Korban bernama Dewi, pengunjung asal Desa Padang Bendar, Kabupaten Bengkulu Utara, menjelaskan bahwa peristiwa bermula saat dirinya bersama keluarga memutuskan beristirahat di sebuah pondok kosong setelah mengantar keluarga berangkat umrah.
Meski berniat memesan makanan, pedagang menyebut menu yang diminta, seperti mi rebus dan es teh, tidak tersedia. Ketegangan terjadi ketika oknum pedagang tersebut menagih uang sewa pondok sebesar Rp1 juta.
“Kami tanya berapa sewa pondok, katanya Rp1 juta. Kami tanya kenapa semahal itu, dia langsung marah, mengusir, dan membuang barang-barang kami keluar,” ungkap Dewi.
Hingga berita ini diturunkan, Dinas Pariwisata Kota Bengkulu masih melakukan pendataan serta pemanggilan terhadap oknum pedagang terkait untuk proses pembinaan lebih lanjut. (Br)













